Minggu, 23 Februari 2014

INSTALASI LISTRIK RUMAH

Jasa pemasangan Instalasi listrik di rumah tangga / rumah tinggal, mulai dari instalasi listrik di rumah sederhana sampai dengan instalasi listrik di rumah bertingkat.

 

 

Sebagai kelengkapan rumah tinggal, listrik adalah elemen penting dari rumah itu sendiri. Oleh karena itu faktor kenyamanan dan keamanan sangat harus diperhatikan ketika kita melakukan pemasangan instalasi listrik di rumah, sehingga dalam penggunaanya tidak menimbulkan masalah.
Masalah yang bisa ditimbulkan dari pemasangan instalasi listrik rumah yang salah, seperti kurang daya, konsleting, alat-alat elekronik yang rusak karena listrik tidak stabil bahkan bisa ke hal-hal yang fatal seperti kebakaran.

Ada beberapa hal yang perlu diperhitungkan dalam cara pemasangan instalasi listrik di rumah tinggal / rumah tangga, seperti jarak antar titik listrik ke titik listrik lainnya, komponen / peralatan listrik yang dipakai, pembagian daya yang harus diesuaikan dengan kebutuhan ruangannya masing-masing, dan sebagainya.
Bila semua itu dilakukan dengan cara yang tepat, maka hasinyapun akan Anda rasakan langsung, yaitu kondisi aman dan nyaman selama menggunakan listrik.
Baik dalam instalasi di rumah tangga / rumah tinggal, ataupun instalasi listrik di rumah bertingkat harus dilakukan dengan cara yang benar karena resiko dari penggunaan listrik yang salah bisa menimpa kita semua.
Bila Anda membutuhkan jasa pemasangan instalasi listrik rumah yang profesional bisa hubungi kami,

9 Tips Mencegah Bahaya Kebakaran Akibat Konsleting Listrik

Penyebab terjadinya kebakaran banyak disebabkan oleh korsleting listrik. Untuk itu ada beberapa hal yang harus di perhatikan untuk mencegah bahaya kebaran yang disebabkan korsleting listrik.

bahaya kebakaran akibat korsleting listrik

Di bawah ini kami informasikan tips mencegah bahaya kebakaran akibat korsleting listrik:
1. Percayakan pemasangan instalasi rumah/bangunan anda pada instalatir yang terdaftar sebagai anggota AKLI (Assosiasi Kontraktor Listrik Indonesia) dan terdaftar di PLN. Secara legal instalatir mempunyai tanggung jawab terhadap keamanan instalasi.
2. Jangan menumpuk steker atau colokan listrik terlalu banyak pada satu tempat karena sambungan seperti itu akan terus menerus menumpuk panas yang akhirnya dapat mengakibatkan korsleting listrik.
3. Jangan menggunakan material listrik sembarangan yang tidak standar walaupun harganya murah. Tetapi memiliki sertifikat Sistim Pengawasan Mutu (SPM) yang berlabel tulisan atau,
4. Jika sering putus jangan menyambungnya dengan serabut kawat yang bukan fungsinya karena setiap sekring telah diukur kemampuan menerima beban tertentu.
5. Lakukan pemeriksaan secara rutin terhadap kondisi isolasi pembungkus kabel, bila ada isolasi yang terkupas atau telah menipis agar segera dilakukan penggantian. Gantilah instalasi rumah/bangunan anda secara menyeluruh minimal lima tahun sekali. pekerjaan pemeriksaan dan penggantian sebaiknya dilakukan oleh instalatir anggota AKLI dan terdaftar di PLN.
6. Gunakan jenis dan ukuran kabel sesuai peruntukan dan kapasitas hantar arusnya.
7. Bila terjadi kebakaran akibat korsleting listrik akibat pengaman Mini Circuit breaker (MCB) tidak berfungsi dengan baik, matikan segera listrik dari kWh meter. Jangan menyiram sumber kebakaran dengan air bila masih ada arus listrik.
8. Anda juga perlu mengetahui bahwa hubungan arus pendek atau korsleting adalah kontak langsung antara kabel positif dan negatif yang biasanya dibarengi dengan percikan bunga api, dan bunga api inilah yang memicu kebakaran. PLN telah memasang MCB yang terpadu dengan kWh dan OA Kast yang berfungsi sebagai pembatas bila pemakaian beban melebihi kapasitas daya sekaligus sebagai pengaman bila terjadi hubungan arus pendek.
9. Hindari pemakaian listrik secara illegal karena disamping membahayakan keselamatan jiwa, tindakan itu juga tergolong tindak kejahatan yang dipidanakan.
Jadi sebelum hal-hal yang tak diinginkan terjadi seperti musibah kebakaran menimpa Anda, sebaiknya kita melakukan tindak pencegahan. Bukankah mencegah itu lebih baik daripada mengobati!
(berbagai sumber)

Selasa, 11 Februari 2014

AC

Cara kerja sistem AC ruangan

Bagaimana cara kerja sistem AC sehingga mampu memberikan efek pendingin dalam ruangan Anda? AC alias Air Conditioner alias Pengkondision Udara merupakan seperangkat alat yang mampu mengkondisikan ruangan yang kita inginkan, terutama mengkondisikan ruangan menjadi lebih rendah suhunya dibanding suhu lingkungan sekitarnya. Seperangkat alat tersebut diantaranya kompresor, kondensor, orifice tube, evaporator, katup ekspansi, dan evaporator dengan penjelasan sebagai berikut :
Kompresor :
Kompresor adalah power unit dari sistem sebuah AC. Ketika AC dijalankan, kompresor mengubah fluida kerja/refrigent berupa gas dari yang bertekanan rendah menjadi gas yang bertekanan tinggi. Gas bertekanan tinggi kemudian diteruskan menuju kondensor.
Kondensor :
Kondensor adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengubah/mendinginkan gas yang bertekanan tinggi berubah menjadi cairan yang bertekanan tinggi. Cairan lalu dialirkan ke orifice tube.
Orifice Tube :
di mana cairan bertekanan tinggi diturunkan tekanan dan suhunya menjadi cairan dingin bertekanan rendah. Dalam beberapa sistem, selain memasang sebuah orifice tube, dipasang juga katup ekspansi.
Katup ekspansi :
Katup ekspansi, merupakan komponen terpenting dari sistem. Ini dirancang untuk mengontrol aliran cairan pendingin melalui katup orifice yang merubah wujud cairan menjadi uap ketika zat pendingin meninggalkan katup pemuaian dan memasuki evaporator/pendingin
Evaporator/pendingin :
refrigent menyerap panas dalam ruangan melalui kumparan pendingin dan kipas evaporator meniupkan udara dingin ke dalam ruangan. Refrigent dalam evaporator mulai berubah kembali menjadi uap bertekanan rendah, tapi masih mengandung sedikit cairan. Campuran refrigent kemudian masuk ke akumulator / pengering. Ini juga dapat berlaku seperti mulut/orifice kedua bagi cairan yang berubah menjadi uap bertekanan rendah yang murni, sebelum melalui kompresor untuk memperoleh tekanan dan beredar dalam sistem lagi. Biasanya, evaporator dipasangi silikon yang berfungsi untuk menyerap kelembapan dari refrigent.
Jadi, cara kerja sistem AC dapat diuraikan sebagai berkut :
Sistem kerja AC
Kompresor yang ada pada sistem pendingin dipergunakan sebagai alat untuk memampatkan fluida kerja (refrigent), jadi refrigent yang masuk ke dalam kompresor dialirkan ke condenser yang kemudian dimampatkan di kondenser.
Di bagian kondenser ini refrigent yang dimampatkan akan berubah fase dari refrigent fase uap menjadi refrigent fase cair, maka refrigent mengeluarkan kalor yaitu kalor penguapan yang terkandung di dalam refrigent. Adapun besarnya kalor yang dilepaskan oleh kondenser adalah jumlahan dari energi kompresor yang diperlukan dan energi kalor yang diambil evaparator dari substansi yang akan didinginkan.
Pada kondensor tekanan refrigent yang berada dalam pipa-pipa kondenser relatif jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan refrigent yang berada pada pipi-pipa evaporator.
Setelah refrigent lewat kondenser dan melepaskan kalor penguapan dari fase uap ke fase cair maka refrigent dilewatkan melalui katup ekspansi, pada katup ekspansi ini refrigent tekanannya diturunkan sehingga refrigent berubah kondisi dari fase cair ke fase uap yang kemudian dialirkan ke evaporator, di dalam evaporator ini refrigent akan berubah keadaannya dari fase cair ke fase uap, perubahan fase ini disebabkan karena tekanan refrigent dibuat sedemikian
rupa sehingga refrigent setelah melewati katup ekspansi dan melalui evaporator tekanannya menjadi sangat turun.
Hal ini secara praktis dapat dilakukan dengan jalan diameter pipa yang ada dievaporator relatif lebih besar jika dibandingkan dengan diameter pipa yang ada pada kondenser.
Dengan adanya perubahan kondisi refrigent dari fase cair ke fase uap maka untuk merubahnya dari fase cair ke refrigent fase uap maka proses ini membutuhkan energi yaitu energi penguapan, dalam hal ini energi yang dipergunakan adalah energi yang berada di dalam substansi yang akan didinginkan.
Dengan diambilnya energi yang diambil dalam substansi yang akan didinginkan maka enthalpi [*] substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun, dengan turunnya enthalpi maka temperatur dari substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun. Proses ini akan berubah terus-menerus sampai terjadi pendinginan yang sesuai dengan keinginan.
Dengan adanya mesin pendingin listrik ini maka untuk mendinginkan atau menurunkan temperatur suatu substansi dapat dengan mudah dilakukan.
Perlu diketahui :
Kunci utama dari AC adalah refrigerant, yang umumnya adalah fluorocarbon [**], yang mengalir dalam sistem, menjadi cairan dan melepaskan panas saat dipompa (diberi tekanan), dan menjadi gas dan menyerap panas ketika tekanan dikurangi. Mekanisme berubahnya refrigerant menjadi cairan lalu gas dengan memberi atau mengurangi tekanan terbagi mejadi dua area: sebuah penyaring udara, kipas, dan cooling coil (kumparan pendingin) yang ada pada sisi ruangan dan sebuah kompresor (pompa), condenser coil (kumparan penukar panas), dan kipas pada jendela luar.
Udara panas dari ruangan melewati filter, menuju ke cooling coil yang berisi cairan refrigerant yang dingin, sehingga udara menjadi dingin, lalu melalui teralis/kisi-kisi kembali ke dalam ruangan. Pada kompresor, gas refrigerant dari cooling coil lalu dipanaskan dengan cara pengompresan. Pada condenser coil, refrigerant melepaskan panas dan menjadi cairan, yang tersirkulasi kembali ke cooling coil. Sebuah thermostat [***] mengontrol motor kompresor untuk mengatur suhu ruangan.
[*] Entalphi adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energi internal dari suatu sistem termodinamika ditambah energi yang digunakan untuk melakukan kerja.
[**] Fluorocarbon adalah senyawa organik yang mengandung 1 atau lebih atom Fluorine. Lebih dari 100 fluorocarbon yang telah ditemukan. Kelompok Freon dari fluorocarbon terdiri dari Freon-11 (CCl3F) yang digunakan sebagai bahan aerosol, dan Freon-12 (CCl2F2), umumnya digunakan sebagai bahan refrigerant. Saat ini, freon dianggap sebagai salah satu penyebab lapisan Ozon Bumi menajdi lubang dan menyebabkan sinar UV masuk. Walaupun, hal tersebut belum terbukti sepenuhnya, produksi fluorocarbon mulai dikurangi.
[***] Thermostat pada AC beroperasi dengan menggunakan
lempeng bimetal yang peka terhadap perubahan suhu ruangan. Lempeng ini terbuat dari 2 metal yang memiliki koefisien pemuaian yang berbeda. Ketika temperatur naik, metal terluar memuai lebih dahulu, sehingga lempeng membengkok dan akhirnya menyentuh sirkuit listrik yang menyebabkan motor AC aktif/jalan.


HYDRANT

Yuk Belajar Sistem Instalasi Fire Hydrant Kebakaran modern


Fire Hydrant Kebakaran, Yup apa yang pertama kali ada di benak anda saat mendengar nama tersebut??? Tentunya sangat lekat di kepala anda bahwasanya hydrant adalah salah satu alat untuk memadamkan api pada saat terjadi musibah kebakaran, eits tetapi tunggu dulu karena pada dasarnya hydrant pun tidak sesimple itu. 
 dry barrel fire hydrant
Fire Hydrant Kebakaran sendiri bisa dibilang merupakan salah satu fasilitas pemadaman api dengan system yang sangat terorganisir dan terdiri atas beberapa langkah pengerjaan. Jadi bisa dibilang apabila anda melihat Hydrant di suatu gedung atau di tiap ruangan, maka bisa dibilang alat tersebut tentunya mempunyai fungsi memadamkan api dengan skala besar!
Hydrant sendiri biasanya terdiri atas beberapa bagian seperti :
  •          Fire Pumps (Electric, Diesel, & Jockey)
  •          Hydrant Pillar
  •          Indoor Hydrant/Landing Valve
  •          Hose reel
  •          Fire Department Connection/Seamese
  •          Hose & Nozzle
  •          dll .
Terlihat bukan bahwa ada beberapa bagian yang dapat membentuk System Hydrant menjadi satu kesatuan utuh yang saling ketergantungan. Selain perangkat utama yang telah di sebutkan di atas, System Fire Hydrant Kebakaran sendiri mempunyai bagian pendukung yang terdiri atas :
  • -          Pressure Switch,
  • -          Pressure Gauge,
  • -          Safety Relief Valve,
  • -          Dan accessories Valve.
Tentunya dengan perangkat pendukung yang tepat segala pengerjaan pemadaman api dapat segera teratasi dan segera padam tepat cara dan tepat guna..Ok semoga bergunaaaaaa
Artikel terkati

PLUMBING

Pengertian Plumbing atau Plambing beserta Jenis, Fungsi, Syarat, Tahapan, dan Pemasangan Plumbing Atau plambing 

 

 

Menurut kamus inggris-indonesia yang disusun oleh john M.chols dan hasan shadely, plumbing atau plambing berarti :
a.pipa ledeng
b.pekerjaan mematri dan memasang pipa-pipa air ledeng

Plumbing atau plambing adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan, pemeliharaan, dan perbaikan alat plambing dan pipa serta peralatanya di dalam atau di luar gedung dengan sistem drainase saniter, drainase air hujan, ven, air minum yang dihubungkan dengan sistem kota.

Secara khusus, pengertian plambing merupakan sistem perpipaan dalam bangunan yang meliputi sistem perpipaan untuk :
a.penyediaan air minum
b.penyaluran air buangan dan ven
c.penyediaan air panas
d.penyaluran air hujan
e.pencegahan kebakaran
f.penyediaan gas
g.AC (air conditioner)

Plumbing atau plambing mempunyai sasaran sebagai berikut :
a.sanitasi, menciptakan kesehatan masyarakat
b.kenyamanan pemakai
c.menciptakan rasa aman

Fungsi plumbing atau plambing :
a.sebagai sistem penyediaan air minum, menyediakan air minum ke tempat yang dikehendaki dengan tekanan yang cukup
b.sebagai penyaluran air buangan

Jenis-jenis peralatan plambing
dapat dibedakan berdasarkan fungsinya, antara lain :
a.peralatan untuk penyediaan air panas
b.peralatan untuk penyediaan air bersih/ air minum
c.peralatan untuk pembuangan

Syarat perencanaa plumbing atau plambing :
a.sistem harus efektif dan efisien
b.pipa mudah dirawat dan diperbaiki
c.mudah dilakukan pemeriksaan
d.tidak mengganggu estetika
e.memperhatikan aspek kesehatan
f.tidak mengganggu struktur bangunan
g.pilih yang murah tapi berkualitas
h.minimalkan tikungan

Tahapan perencanaan plumbing atau plambing :
a.mengetahui fungsi bangunan
b.penetapan jenis peralatan plambing
c.rencana jaringan pipa
d.penetapan dimensi pipa (dimensioning)
e.rencana peletakan peralatan plambing
f.penggambaran

Pemasangan peralatan plambing atau plumbing :
a.pemasangan kasar
yaitu peralatan plambing dipasang bersamaan dengan berkembangnya konstruksi bangunan
b.pemasangan halus
yaitu pemasangan peralatan plambing dilakukan setelah konstruksi bangunan selesai. sehingga menghindari terjadinya kerusakan peralatan plambing akibat pembangunan konstruksi.



Sistem Instalasi Plumbing 

 

 

A. Definisi Plumbing

Plumbing adalah seni dan teknologi pemipaan dan peralatan untuk menyediakan air bersih, baik dalam hal kualitas dan kontinuitas yang memenuhi syarat dan pembuangan air bekas atau kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari bagian penting lainya untuk mencapai kondisi higenis dan kenyamanan yang diinginkan.

Plumbing mempunyai fungsi dan tujuan, adapun fungsi dan tujuanya sebagai berikut :

"Menciptakan suatu bangunan yang memenuhi kesehatan dan sanitasi yang baik
dengan suatu sistem pemipaan yang dapat mengalirkan air bersih ketempat tempat yang dituju dan membuang air kotor ke saluran pembuang tanpa mencemari bagian penting lainnya dengan tidak melupakan kenyamanan dan keindahan."

Ada 3 sistem/saluran yang dikenal sebagai sistem plumbing

1. sistem/ saluran air bersih
- Saluran Penampungan Air
- Saluran Pemadam Kebakaran

2. sistem/ saluran air kotor
- Saluran pembuang air hujan
- Saluran Kotor WC ke Septictank

3. sistem/ saluran udara atau gas
Bahan yang umum digunakan adalah dari besi/baja dengan lapisan galvanis, plastik, pvc, porselin dan dari beton betulang. Bahan harus memenuhi syarat tidak menyerap air, mudah dibersihkan, tidak berkarat atau mudah aus. Untuk instalasi air bersih maupun air kotor dalam bangunan kecuali instalasi air panas biasa digunakan pipa PVC, pipa ini dapat dibagi (bila tidak ada spesifikasi khusus):

a. Berdasarkan typenya ( ketebalan ) :

1. Type AW
Untuk pipa dengan kawalitas yang paling baik ( tebal ).
Biasanya digunakan untuk saluran air bersih / air minum yang mempunyai kekuatan
tekan yang cukup tinggi.
2. Type D
Untuk pipa kwalitas sedang dengan tebal medium.
Biasanya digunakan untuk saluran pembuang, seperti saluran air hujan, saluran pem-
buangan bekas cuci / mandi, saluran septictank, dsb.
3. Type C
Untuk pipa dengan kwalitas paling rendah (tipis).
Digunakan untuk sparing-sparing listrik yang tertanam dalam dinding.

b. Ukuran diameter penampang pipa.

a. Untuk saluran air bersih digunakan ukuran 1/2", 3/4", 1", 1,5".
b. Untuk saluran pembuang digunakan ukuran 1", 1,5" 2", 3", 4", 5".

Merek-merek yang di pasaran contohnya : Wavin, Rucika, Maspion, Pralon, Impralon, Dexlon.

B. Metode pelaksanaan

a. Instalasi Air bersih :

1. Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah denah Plumbing serta Diagram Isometri dimana dapat diketahui jalur-jalur instalasi pipa itu diletakkan.

2. Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaanplesteran dan acian, fungsi untuk menghindari bobokan yang menyebabkan keretakan dinding. (Untuk instalasi dalam bangunan).

3. Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan dikerjakan setelah pekerjaan plesteran diselesaikan.

4. Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang sparing atau pemipaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.

5. Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang tidak mudah lepas (menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi penyumbatan).

6. Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.

7. Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter

8. Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik / as keramik, simetris dengan luas keramik.

9. Setelah instalasi terpasang segera diadakan test tekanan pipa :
- Untuk pipa Gip maximum 10 Bar
- Untuk pipa PVC maximum 6 Bar

b. Instalasi air Kotor

1. Hal yang perlu diketahui : Denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta jalur pembuangan.

2. Hindari /jangan terlalu banyak percabangan.

3. Sambungan harus betul-betul rapat.

4. Untuk air bekas (mandi/cuci) harus dibuat Manhole untuk kontrol pembersihan (bak kontrol) pada tempat-tempat tertentu.

5. Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan.

6. Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton. ( diatas plat = 25 cm, dibawah plat = 15 cm ), bagian atas supaya ditekuk atau digepengkan / ditutup dengan cara dipanaskan.

7. Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan).

8. Jika saniter belum ditentukan , dipakai sistem Block Out.

9. Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila ada), di mana letak sparing clean out berada di samping atau dekat dengan sparing closet, fungsinya adalah untuk pembersihan apabila closet terjadi penyumbatan.

10. Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan dengan saluran pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi tekanan udara pada pipa pada saat closet di gelontor dengan air.

11. Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan bak.

c. Saluran Air Hujan.

1. Pipa diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah diberi torong talang.

2. Pipa saluran air hujan dapat dipasang menempel di dinding luar dengan mengguna klem atau dapat ditanam di dinding bila berukuran < 2 ".

3. Bila saluran pembuang air hujan berupa saluran tertutup harus dibuat bak kontrol pada pertemuan pipa air hujan dengan saluran pembuang.

4. Bila terdapat sambungan, arah shock harus sebelah atas, dan penyambungannya harus benar-benar kuat.

d. Saluran Pipa Wc ke Septictank

1. Pipa saluran dari closet menuju ke septictank harus diperhatikan kemiringannya, karena kemiringan pipa dapat memperlancar penyaluran kotoran apabila digelontor dengan air, kemiringan minimal 2 %.

2. Pipa sebaiknya dipergunakan kwalitas yang baik atau minimal type D.

3. Jangan ada percabangan untuk pipa yang ditanam di tanah (bangunan 1 lantai), karena bila ada penyumbatan susah untuk perbaikannya. Untuk bangunan bertingkat (ada shaft) harus dibuat clean out dan fan out. 






LISTRIK

CARA MENGHITUNG TITIK LAMPU RUANGAN 

Penerangan ? Pencahayaan Buatan adalah suatu penerangan yang dibuat / disain oleh manusia. Seperti lilin, lampu, obor, senter dan lain sebagainya. Untuk mendapatkan hasil penerangan / pencahayaan yang baik dan merata, kita harus dipertimbangkan iluminasi (kuat penerangan), sudut penyinaran lampu, jenis dan jarak penempatan lampu yang diperlukan sesuai dengan kegiatan yang ada dalam suatu ruangan atau fungsi ruang tersebut.

Pada dasarnya dalam perhitungan jumlah titik lampu pada suatu ruang dipengaruhi oleh benyak faktor, antara lain : dimensi ruang, kegunaan / fungsi ruang, warna dinding, type armature yang akan digunakan, dan masih banyak lagi.

Contoh :
Pencahayaan pada gudang di rumah kita, akan berbeda dengan pencahayaan pada ruang tamu atau kamar tidur. Ini dikarenakan fungsi dari ruang tersebut dan berdasarkan tingkat kegiatan yang akan dilakukan pada ruang tersebut.

Sekarang Pertanyaannya, bagaimana kita dapat menghitung jumlah lampu?


Menurut SNI, daya pencahayaan maksimum untuk ruang kantor/ industri adalah 15 watt/ m2. Untuk rumah tak melebihi 10 watt/m2.( tambahan Ir. Hartono Poerbo, M.Arch : untuk toko 20-40 watt/m2, hotel 10-30 watt/m2, sekolah 15-30 watt/m2, rumah sakit 10-30 watt/m2 ). Coba terapkan perhitungan ini pada setiap ruang di rumah, kemudian jumlahkan dan dirata-rata. Misalnya, rumah anda berukuran 36 m2, maka jumlah daya untuk lampu harus di bawah 360 watt. Jika jumlahnya berlebih, sebaiknya kurangi titik lampu atau gunakan jenis lampu hemat energi.

Jumlah lampu pada suatu ruang ditentukan / dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

N = E x  L x W
Ø  x LLF  x CU x n 
Dimana :
N = jumlah titik lampu
E = Kuat Penerangan /target kuat penerangan yang akan dicapai (Lux)
L = Panjang Ruang(Meter)
W = Lebar Ruang (Meter)
Ø = Total Lumen Lampu / Lamp Luminous Flux
LLF = Light loss factor / Faktor Cahaya Rugi (0,7-0,8)
CU = coeffesien of utilization / Faktor Pemanfaatan (50-65 %)
n = Jumlah Lampu dalam 1 titik Lampu

KUAT PENERANGAN (E)
Perkantoran = 200 - 500 Lux
Apartemen / Rumah = 100 - 250 Lux
Hotel = 200 - 400 Lux
Rumah sakit / Sekolah = 200 - 800 Lux
Basement / Toilet / Coridor / Hall / Gudang / Lobby = 100 - 200 Lux
Restaurant / Store / Toko = 200 - 500 Lux

Ø = W x L/w


Dimana :

W = daya lampu,
L/w= Luminous Efficacy Lamp / Lumen per watt (dapat dilihat pada box lampu yang kita beli).

Contoh,

Untuk lampu PL 18W dengan type ESSENTIAL 18W CDL E27 220-240V mempunyai Luminous Efficacy Lamp sebesar 61 Lm/W, jadi :

Ø = W x L/w


Ø = 18 x 61 = 1098 lumen.

Sekarang coba kita hitung sebuah ruang tamu dengan panjang 7 meter dan lebar 4 meter, akan dipasang dengan lampu PL 18 watt. Berapa jumlah lampu yang akan dipasang pada ruanga tersebut.

Diketahui :

E = 150 (antara 100 – 300 Lux),
L = 7 meter,
W = 4 meter,
N = 1 bh,
LLF = 0,8 (Antara 0,7-0,8),
CU = 65% (antara 50-65 %),
Ø = 1098 lumen

Ditanya N :

Jumlah Titik Lampu yang akan dipasang pada ruang 7 x 4 meter dengan menggunakan jenis lampu PL 18 w (ESSENTIAL 18W CDL E27 220-240V)

Penyelesaiannya :

N = E x  L x W
Ø x LLF x CU x n


= 150 x 7 x 4
1098 x 0,8 x 65% x 1


= 4200
570,96


= 7,36


= 8 Titik Lampu

Menurut standart SNI, untuk penerangan rumah tidak melebihi 10 W/M²,
maka :

Jumlah W/M2 =  Jumlah Titik lampu x Watt lampu
Luas Ruang

=

8 x 18


7 x 4

=

144


28
= 5,14 w/m2


Dari perhitungan diatas, kita mengetahui bahwa dengan ruangan 7 x 4 meter yang akan dipasang lampu PL 18W dengan type ESSENTIAL 18W CDL E27 220-240V memerlukan paling tidak 8 titik lampu. Apabila hasil dari perhitungan diatas dirasa terlalu terang atau kurang terang, kita dapat menyiasati dengan mengganti
lampu dengan watt yang lebih tinggi atau lebih rendah.






Pengaman Dalam Instalasi Listrik

Hal ini terjadi apabila terjadi antara sumber listrik Phase (+) yang bertemu atau sumber listrik negatif. Dimana menghasilkan Tahanan listrik sangat kecil atau sama dengan 0 Ohm (Ω).
Sesuai dengan rumus dasar dari listrik yaitu :

V = I x R Atau
I = V
R
Atau
R = V
I
Dimana :

V = Tegangan / Voltage ( V / Volt )
I = Arus Listrik ( A / Ampere )
R = Nilai Tahanan Beban ( Ω / Ohm)

Dari Rumus diatas kita bisa mengetahui bahwa nilai dari Arus Listrik (I) akan selalu berbanding terbalik dengan nilai tahanan beban (Ω) dengan nilai Tegangan (V) tidak berubah.
Coba kita perhatikan gambar dibawah ini :
Bila dihitung dengan rumus :
I  =  V
R
220
V
100 Ω
2.2 A
Bila dihitung dengan rumus :
I  =  V
R
220
V
0 Ω
Tak Terhingga
Nilai tak tak terhingga / tak terukur ini akan menyebabkan terjadinya panas pada kabel yang berakibat pada kabel tersebut akan terbakar. Oleh karena itu, Untuk menghindari terjadinya hubung singkat, kita perlu untuk memasang pengaman yang dapat membatasi arus Listrik agar tidak terjadi kelebihan arus. Dalam dunia kelistrikan ada bermacam - macam pengaman listrik antara lain MCB (Miniature Circuit breaker), MCCb (Moulded Case Circuit Breaker), ACB (Air Circuit Breaker), Fuse Tabung, Sekring dll. Dibawah ini adalah gambar beberapa contoh pengaman listrik yang paling sering digunakan dalam dunia kelistrikan :

Fuse Sekering Sekering Tabung MCB MCCB ACB
MCB
Cara kerja MCB dalam memutuskan arus listrik berbeda dengan Fuse / sekering. Hal ini dikarenakan MCB mempunyai 2 cara pemutusan arus listrik yaitu :
  • Berdasarkan panas Pemutusan arus listrik berdasarkan panas, dikarenakan MCB mempunyai plat Bimetal (perpaduan dua buah logam yang berbeda koefisien muai logamnya). Bimetal ini akan melengkung apabila terjadi panas yang terus meningkat yang di akibatkan oleh kelebihan arus listrik. Kemudian Plat bimetal ini akan menggerakkan tuas pemutus untuk memutuskan arus listrik.
  • Berdasarkan elektromagnetik Pemutusan arus listrik berdasarkan elektromagnetik dilakukan oleh Coil yang terdapat pada MCB. Apabila terjadi Hubung Singkat maka Coil akan terinduksi dan daerah sekitarnya akan terdapat medan magnet sehingga akan menarik poros dan mengoperasikan tuas pemutus.
Lalu bagaimana cara kita untuk menghidupkan listrik kembali ?
Caranya sederhana kita pastikan terlebih dahulu instalasi kita sudah benar dan tidak ada lagi hubung singkat dan beban lebih, kemudian kita tunggu sampai MCB dingin, lalu kita naikkan kembali tuas pemutus MCB. Hal ini sangat berbeda dengan Fuse / sekring, bila MCB trip / turun (istilah di dunia kelistrikan), kita tidak usah mengganti dengan yang baru. Cukup menaikkan tuas pemutus dan listrik kita kembali hidup.
Adapun fungsi - fungsi dari MCB adalah :
  • Membatasi Penggunaan Listrik
  • Mematikan listrik apabila terjadi hubungan singkat ( Korslet )
  • Mengamankan Instalasi Listrik
  • Membagi rumah menjadi beberapa bagian listrik, sehingga lebih mudah untuk mendeteksi kerusakan instalasi listrik
Semoga Tulisan ini bemanfaat bagi pembaca…


GROUNDING

Grounding / pembumian / pentanahan adalah suatu sistem yang sering digunakan dalam instalasi listrik. Grounding berfungsi untuk pengaman dari bahaya sengatan listrik baik yang langsung atau tidak langsung. Bahaya sengatan langsung merupakan akibat dari anggota tubuh bersentuhan langsung dengan bagian yang bertegangan sedangkan bahaya sengatan tidak langsung merupakan akibat dari adanya tegangan liar yang terhubung ke bodi atau selungkup alat yang terbuat dari logam (bukan bagian yang bertegangan) sehingga bila tersentuh akan mengakibatkan sengatan listrik.

Gambar dibawah ini memberikan ilustrasi tentang kedua bahaya ini.

Sengatan Langsung Sengatan Tidak Langsung
Ada tiga faktor yang menentukan keseriusan sengatan listrik pada tubuh manusia, yaitu: Besar arus listrik Besar arus yang mengalir dalam tubuh akan ditentukan oleh tegangan dan tahanan tubuh. Tegangan tergantung sistem tegangan yang digunakan, sedangkan tahanan tubuh manusia bervariasi tergantung pada jenis, kelembaban/moistur kulit dan faktor-faktor lain seperti ukuran tubuh, berat badan, dan lain sebagainya. Tahanan kontak kulit bervariasi dari 1000 kohm (kulit kering) sampai 100 ohm (kulit basah). Tahanan dalam (internal) tubuh sendiri antara 100 - 500 ohm.
Contoh:
Jika tegangan sistem yang digunakan adalah 220 V, berapakah kemungkinan arus yang mengalir ke dalam tubuh manusia?
  • Kondisi terbaik:
    1. Tahanan tubuh adalah tahanan kontak kulit di tambah tahanan internal tubuh, (Rk)=100ohm +100ohm = 200 ohm
    2. Arus yang mengalir ke tubuh: I =V/R = 220 V/200ohm = 1,1 A
  • Kondisi terbaik:
    1. Tahanan Tubuh Rk= 1000 kohm
    2. I = 220 V/1000 kohm = 0,22 mA.
Lintasan aliran arus dalam tubuh
Lintasan arus listrik dalam tubuh juga akan sangat menentukan tingkat akibat sengatan listrik. Lintasan yang sangat berbahaya adalah yang melewati jantung, dan pusat saraf (otak). Untuk menghindari kemungkinan terburuk adalah apabila kita bekerja pada sistem kelistrikan, khususnya yang bersifat ONLINE adalah gunakan topi isolasi, sepatu yang berisolasi baik, sarung tangan isolasi minimal untuk satu tangan.

Lama waktu sengatan
Lama waktu sengatan listrik ternyata sangat menentukan kefatalan akibat sengatan listrik. Semakin lama waktu tubuh dalam sengatan semakin fatal pengaruh yang diakibatkannya. Pentanahan merupakan salah satu cara konvensional untuk mengatasi bahaya tegangan sentuh tidak langsung yang dimungkinkan terjadi pada bagian peralatan yang terbuat dari logam. Untuk peralatan yang mempunyai body yang tidak terbuat dari logam tidak memerlukan sistem ini. Agar sistem ini dapat bekerja secara efektif maka baik dalam pembuatannya maupun hasil yang dicapai harus sesuai dengan standard.
Ada 2 hal yang dilakukan oleh sistem pentanahan, yaitu :
  • Menyalurkan arus dari bagian-bagian logam peralatan yang teraliri arus listrik liar ke tanah melalui saluran pentanahan.
  • Menghilangkan beda potensial antara bagian logam peralatan dan tanah sehingga tidak membahayakan bagi yang menyentuhnya.
Tahap - tahap Pemasangan Grounding / Pentanahan / pembumian seperti dibawah ini :
  1. Persiapan.
    Sebelum kita memulai pekerjaan pemasangan grounding / pentanahan / pembumian, kita harus mempersiapkan material yang dibutuhkan antara lain:
    • Ground Rod / Batang Tembaga. Kita harus hati - hati dalam memilih ground rod / batang tembaga. Batang tembaga / groundi rod yang baik adalah batang tembaga / ground rod tersebut harus benar - benar murni tembaga. Hal ini dikarenakan karena tembag tidak gampang keropos dan lebih mudah menyatu dengan tanah. Dipasaran banyak batang tembaga / ground rod yang palsu, hanya pada lapisan luarnya saja yang tembaga. Alias besi / pipa biasa yang di lapisi dengan tembaga. Cara untuk mengetahui apakah Batang Tembaga / ground rod itu asli, caranyadengan memotong melintang pada batang tembaga itu. Dengan cara ini kita bisa mengetahui apakah tembaganya full sampai pada bagian tengah batang.
    • Klem Batang Tembaga. Klem batang tembaga berfungsi untuk menyambung kabel NYA / BC ke batang tembaga / ground rod yang sebelumnya kabel tersebut telah diberi skun terlebih dahulu.
    • Material untuk pembuatan Bak kontrol. Bak kontrol berfungsi untuk mengontrol sistem grounding, tempat / titik untuk mengetesan untuk mengetahui nilai dari tahanan tanah dimana grounding yang telah kita pasang. Nilai tanah / grounding untuk instalasi rumah berkisar antara 0 - 5? dan untuk penangkal petir pada rumah berkisar antara 0 - 2ohm. 
  2. Pemilihan lokasi. Dalam pemasangan grounding, letak titik grounding sebaiknya tidak terlalu jauh dengan Box MCB dan tidak terlalu banyak belokan.
  3. Pemasangan.
    Gambar diatas merupakan gambar konstruksi dari pemasangan grounding dengan menggunakan 1 batang tembaga / ground rod.
    Cara memasangan ground rod / batang tembaga :
    1. Tentukan letak titik dimana akan kita pasang batang tembaga.
    2. Setalah letak titik ground rod ditentukan, mulailah dengan membuat lubang dengan diameter ±30Cm dengan dalam ±20cm.
    3. Lubang yang telah kita buat tadi kita siram dengan air agar tanah menjadi lebih lunak / lembek.
    4. Kemudian kita mulai menancapkan pipa ½” dengan cara diputar – putar, kemudian kita tarik keluar pipanya
    5. Kemudian lubang kembali kita siram air, kita tunggu sampai air meresap kedalam tanah.
    6. Setelah air meresap kedalam tanah kita tancapkan kembali pipa tersebut dengan sambil diputar-putar. Kemmudian kita tarik keluar pipa tersebut.
    7. Langkah berikutnya kita mengulangi langkah ke-5 dan ke-6 berulang – ulang sampai kita menemukan kedalam yang kita inginkan. Dalam hal ini kedalaman yang kita inginkan adalah 2 meter.
    8. Setelah kita mencapai jarak kedalaman yang kita inginkan, langkah selanjutnya adalah kita memasukkan batang tembaga / ground rod kedalam lubang yang kita buat tadi sambil disedikit diberi air agar dapat lebih mudah memasukkan batang tembaga / ground rod.
    9. Setelah Batang tembaga / ground rod masuk kedalam tanah, kita selanjutnya melakukan pengetesan tahanan tanah dengan menggunakan earth resistance (alat pengukur tahanan tanah).
    10. Apabila hasil telah menunjukkan nilai antara 0 - 5ohm, maka pekerjaan dilanjutkan dengan pembuatan bak kontrol ukuran 15x15x20 Cm.
    11. Tetapi apabila hasil pengkuran dengan menggunakan Earth Resistance masih < 5O ohm, maka diperlukan minimal 1 lagi batang tembaga / ground rod ditanam. Maka langkah selanjutnya lakukan lagngkah ke-1 sampai ke-9. Jarak anatara Titik ground rod dengan titik ground rod yang lain ±4 meter.
    12. Apabila telah selesai memasang 1 lagi batang tembaga / ground rod, kita sambung kedua titik batang tembaga yang telah ditanam kemudian dilakukan pengukuran tahanan tanah. Apabila hasil dari pengukuran tahanan tanah belum sesuai dengan target, bisa dilakukan penambahan titik ground rod lagi sampai dicapai hasil sesuai target(hasil pengukuran tahanan tanah untuk setiap daerah berbeda –beda, tergantung dari jenis tanah).
Semoga Tulisan ini bemanfaat bagi pembaca….....

PEMBORONG MECHANICAL ELECTRICAL






PEMBORONG
MECHANICAL  ELECTRICAL






- Instalasi Hydrant
- Intalasi Listrik
- Instalasi AC
- Instalasi Plumbing

HUB : 0877-7620-3678